Jumat, 18 Maret 2011

Menjadi Guru yang Disenangi dan Diteladani

Menjadi guru yang disenangi oleh siswa-siswanya adalah kebanggaan tersendiri bagi seorang guru. Bayangkan apabila kita sebagai guru pada saat di jalan bertemu dengan mantan murid kita kemudian mereka menyapa dengan penuh hormat alangkah senangnya perasaan kita sebagai guru. Namun, bagaimana perasaan kita ketika seorang murid atau mantan murid kita bertemu dalam suatu kesempatan tidak menyapa bahkan memalingkan muka dari kita?
Dengan menjadi guru yang disenangi atau dapat dijadikan teladan banyak sekali manfaatnya bagi seorang guru tersebut. Salah satu contoh, apabila kita memberikan saran atau nasehat kepada siswa maka mereka akan memerimanya dengan senang hati. Apakah sebagai seorang guru kita sudah disenangi oleh siswa-siswa kita? Bagaimana cara agar kita menjadi guru yang disukai dan diteladani oleh siswa, rekan guru, atasan kita, maupun masyarakat di sekitar kita?
Banyak sekali hal yang dapat menjadikan kita sebagai guru disenangi dan diteladani oleh siswa, rekan guru, atasan kita, maupun masyarakat. Menurut Mahmud Samir Al-Munir (2003) mengatakan untuk menjadi guru yang diteladani harus mempunyai karakteristik akidah, akhlak, dan perilaku sebagai berikut:
1. Mempunyai akidah yang bersih dari hal-hal yang bertentangan dengan bid'ah dan kesesatan atau mengurangi kesemuanya.
2. Konsisten menjalankan ibadah-ibadah wajib, menjaga ibadah-ibadah sunnah semampunya, menjauhi hal-hal haram, dan menghindari hal-hal yang makruh baik itu dengan perkataan maupun perbuatan, lahir maupun batin.
3. Merasa diawasi Allah swt. (muraaqabah) dikala sendiri atau di tengah keramaian, mengharap pahala-Nya, takut azab-Nya, konsisten dalam perilaku, melakukan muhasabah (instropeksi) atas kelalaian dan kesalahan, melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas agama, serta menutupi kekurangan dan menambal kesalahan sebisa mungkin.
4. Menyadari kekurangan diri. Jangan tertipu dan lupa diri dengan pujian orang. Jangan sampai timbul perasaan ujub dan ghurur dalam diri, karena orang yang tawadhu akan diangkat derajatnya oleh Allah swt.
5. Hendaknya motivasi dalam mengajar adalah untuk menyebarkan ilmu dan mencari pahala dan mencontoh teladan Rasulullah saw. dan senantiasa melaksanakan perintah beliau, "Sampaikanlah dariku meski sekedar satu ayat" (HR Bukhari).
6. Berakhlak mulia, berkelakuan baik, dan menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan hal itu, baik di dalam maupun di luar kelas.
Akhlak dan etika yang patut dimiliki seorang guru teladan di luar sekolah:
1. Zuhud, tidak terpesona oleh keindahan dan kenikmatan dunia. Tapi, harus diketahui bahwa mengambil barang duniawi yang diperlukan untuk memenuhi hajat vital kehidupan secara wajar tidak bertentangan dengan nilai zuhud dan qana'ah.
2. Mengatur waktu. Berusaha agar tidak ada waktu yang terlewatkan tanpa mendatangkan manfaat duniawi dan ukhrawi, seperti membaca Al-Qur'an, menambah ilmu dan wawasan, terutama yang terkait dengan spesialisasi profesi guru, serta menjalankan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan rumah tangga.
3. Mengabdi kepada masyarakat dan membantu orang lain--jika anda bisa-- dengan sikap lembut dan tawadhu. Namun, jangan sampai hal itu mengalahkan tugas utama, yakni pendidikan. Juga harus dijaga jangan sampai menimbulkan kehinaan atau menurunkan prestise Anda.
4. Menjauhkan diri dari rezeki yang rendah (hina) secara fitrah dan yang makruh secara syara'. Menghindarkan diri dari perkara-perkara syubhat, seperti melakukan sesuatu yang mengurangi muru'ah atau sesuatu yang terlarang dilakukan secara terbuka meski boleh dilakukan secara tersembunyi. Itu semua agar Anda tidak menjadi bahan gunjingan atau kritikan serta cemoohan orang lain, terutama siswa-siswa Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

materi belajar template borocyber dimodifikasi oleh fphoer-bjn.blogspot.com designed fphoer's